Juni 22, 2025
Source: Pinterest

Insiden kekerasan terbaru di lingkungan sekolah Korea Selatan telah membuka kembali perdebatan tentang urgensi penanganan kesehatan mental tenaga pendidik. Kota Daejeon diguncang tragedi memilukan ketika seorang guru perempuan berusia 40-an diduga menikam siswi kelas 1 SD hingga tewas di dalam kompleks sekolah pada Senin (10/2).

Kasus ini bukan hanya mengejutkan masyarakat setempat, tetapi juga memicu evaluasi nasional terhadap sistem pengawasan kesehatan mental guru di seluruh negeri. Menurut laporan kepolisian setempat, pelaku yang masih menjalani perawatan medis ini diketahui baru saja kembali mengajar setelah mengambil cuti panjang karena masalah kesehatan. 

Hal yang lebih mengkhawatirkan, guru tersebut ternyata telah menjalani pengobatan depresi sejak 2018 tanpa ada mekanisme pendampingan yang memadai dari pihak sekolah. 

Korban, seorang anak perempuan berusia tujuh tahun, ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh neneknya sendiri di ruang audio visual sekolah setelah sempat dilaporkan hilang sekitar pukul 17.50 waktu setempat.

Masyarakat Korea Selatan bereaksi dengan penuh emosi terhadap tragedi ini. Media sosial dipenuhi ekspresi kesedihan mendalam sekaligus kemarahan terhadap sistem yang dinilai gagal melindungi anak-anak. Banyak yang mempertanyakan bagaimana seorang guru dengan riwayat gangguan mental bisa kembali mengajar tanpa pengawasan ketat. 

Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang Mok, menanggapi serius kejadian ini dan meminta dilakukan penyelidikan menyeluruh. Ia juga menekankan perlunya sistem perlindungan yang lebih ketat di sekolah. “Otoritas pendidikan harus segera mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tak terulang kembali,” ujarnya.

Para pakar pendidikan dan kesehatan mental sepakat bahwa tragedi ini menunjukkan kegagalan sistemik dalam menangani isu kesehatan mental tenaga pengajar. Mereka menyarankan perlunya pemeriksaan psikologis berkala, program pendampingan khusus, dan peningkatan pengawasan di lingkungan sekolah. Komponen yang tak kalah penting adalah perlunya menghilangkan stigma terhadap masalah kesehatan mental di kalangan pendidik, sehingga mereka bisa lebih terbuka mencari bantuan sebelum situasi menjadi kritis.

Tragedi di Daejeon ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi seluruh sistem pendidikan. Di satu sisi, keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama. Namun, di sisi lain guru-guru yang mengalami masalah psikologis juga berhak mendapat dukungan memadai. Melalui pendekatan yang komprehensif dan manusiawi, kita bisa mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.

 

Gimana nih, Cationers? Jangan sampai kelewatan info K-News paling fresh, ya! Share juga pendapat kamu di kolom komentar, kami pengen banget dengerin~

Biar nggak ketinggalan update seru lainnya, aktifin notifikasi blog Hellocation.id dan follow Instagram kami di @hellocationkorea dan siap-siap dapet kabar terbaru soal investasi, budaya, dan kolaborasi kece antara Korea dan Indonesia. Annyeong! 

 

Sumber: 

CNN Indonesia

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250212122343-113-1197372/guru-di-korsel-tusuk-siswa-sd-hingga-tewas-pelaku-diduga-depresi/amp

BBC News

https://www.bbc.com/news/articles/c4gwjy18v4go

The Korean Times

https://www.koreatimes.co.kr/southkorea/law-crime/20250212/7-year-olds-death-highlights-crisis-in-mental-health-support-for-teachers 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *