Juni 24, 2025

Swedia merupakan salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik, Cationers. Sistem pendidikan Swedia mewajibkan anak-anak harus masuk sekolah setidaknya 10 tahun usia 6 tahun sesuai Undang-Undang Pendidikan Swedia.Undang-Undang Pendidikan Swedia menyatakan bahwa semua anak dan remaja memiliki hak yang sama terhadap pendidikan, tanpa memandang gender, tempat tinggal, faktor sosial, atau ekonomi.

Karena hal itu, sistem pendidikan di Swedia menjadi model “pendidikan masa depan” bagi dunia.

Kali ini, Hellocation akan membahas sistem pendidikan di Swedia yang dapat diadaptasi oleh Indonesia. Yuk, simak penjelasannya!

Daily Scandinavian

Pendidikan Prasekolah

Pendidikan prasekolah (förskola) terbuka untuk anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun. Ada 80% anak pada usia tersebut yang menghabiskan kegiatan mereka di sana.

Prasekolah di Swedia menekankan pentingnya bermain dalam perkembangan dan pembelajaran anak.  Minat dan kebutuhan anak juga diprioritaskan dalam kurikulum prasekolah.

Pendidikan tentang gender juga semakin umum di prasekolah Swedia. Tujuannya agar anak memiliki kesempatan yang sama dalam hidup, apapun gendernya. Keren banget, kan, Cationers!

Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Semua anak masuk taman kanak-kanak (förskoleklass) mulai musim gugur saat mereka berusia 6 tahun hingga memulai sekolah atau pendidikan wajib.

Taman kanak-kanak dirancang untuk menstimulasi perkembangan dan pembelajaran setiap anak serta menyediakan landasan bagi pendidikan mereka di masa depan, nih.

Pendidikan Wajib

Pendidikan wajib terdiri atas sekolah dasar (lågstadiet) untuk kelas 1–3, sekolah menengah (mellanstadiet) untuk kelas 4–6, dan sekolah menengah atas pertama (högstadiet) untuk kelas 7–9.  Sekolah ini ada yang negeri, ada juga yang swasta.

Setelah Mengikuti Pendidikan Wajib

Sekolah menengah atas lanjutan (gymnasium) bersifat opsional dan tidak ada biaya. Siswa menjalankan program sekolah menengah atas lanjutan selama 3 tahun.  Hampir semua pelajar yang menyelesaikan pendidikan wajib mulai sekolah menengah atas.

Untuk diterima dalam program nasional, para pelajar harus memiliki nilai kelulusan dalam bahasa Swedia atau bahasa Swedia sebagai bahasa kedua, bahasa Inggris, dan Matematika.

Di sekolah menengah atas, para pelajar memerlukan nilai kelulusan dalam 9 mata pelajaran tambahan sehingga totalnya ada 12 mata pelajaran.

Sementara itu di program vokasi, siswa harus memiliki nilai kelulusan dalam 5 mata pelajaran tambahan, sehingga totalnya menjadi 8 mata pelajaran.

Karena pemerintah mendanai semua pendidikan, pelajar memiliki banyak pilihan. Hal ini mencegah adanya pembatasan pilihan bagi mereka yang memiliki latar belakang kurang beruntung.

Baca juga: https://blog.hellocation.id/mengenal-sistem-pendidikan-di-eropa/

Hak Memilih

Swedia memiliki pengaturan pilihan sekolah yang memungkinkan kamu memilih sekolah negeri atau sekolah swasta lain tanpa biaya sepeserpun. Jika kamu nggak menyukai sekolahnya, kamu dapat mengubahnya.

Laporan dari Badan Pendidikan Nasional Swedia telah memperingatkan bahwa sebagian besar orang tua kelas menengah yang berpendidikan lebih tinggilah yang memanfaatkan hak untuk memilih sekolah.

Sekolah Independen

Jumlah sekolah independen di Swedia terus bertambah. Pemerintah Swedia mendukung pendirian sekolah independen yang harus mendapat persetujuan Inspektorat Sekolah dan mengikuti kurikulum dan silabus nasional.

Pada tahun 2010, pihak swasta menjalankan sekitar 10% operasional sekolah. Terdapat 12% lulusan pendidikan wajib dan 24% siswa sekolah menengah atas lanjutan bersekolah di sekolah independen.

Ada juga beberapa sekolah internasional yang kurikulumnya mengikuti kurikulum negara lain. Pemerintah mendanai sekolah-sekolah ini. Sebagian besar, yang masuk ke sekolah ini adalah warga negara asing di Swedia.

Model Individual

Sekolah-sekolah ini berbeda dengan sekolah model negeri. Etos Kunskapsskolan mungkin mengejutkan bagi pengunjung asal Inggris yang mengharapkan sekolah independen lebih tradisional daripada sekolah di negara bagian.

Kunskapsskolan di Kista, tidak ada seragam sekolah, pengajaran sangat informal, tata ruang terbuka, dan penekanan pada pembelajaran individual daripada kelas formal.

Para siswa menentukan jadwal mereka sendiri setiap minggu dan dapat mengikuti kelas formal sesedikit atau sebanyak yang mereka inginkan. Pembelajaran berbasis internet sangat baik dan buku yang tersedia sangat sedikit.

Itu dia sistem pendidikan Swedia yang dapat diadaptasi oleh Indonesia. Menurutmu gimana, Cationers?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *