Dilansir The Korean Times, mulai tahun ini, pemerintah Korea Selatan berencana mengucurkan lebih dari 10 triliun won atau sekitar 100 Triliun Rupiah untuk meningkatkan layanan kesehatan penting seperti perawatan darurat dan bedah saraf selama lima tahun ke depan, guna menarik minat dokter ke bidang-bidang yang kurang diminati namun sangat diperlukan.
Inisiatif ini ditujukan untuk mengatasi kecenderungan yang mengkhawatirkan di mana para dokter di Korea Selatan lebih memilih spesialisasi yang lebih menguntungkan, seperti bedah kosmetik, ketimbang bidang esensial. Dalam sistem asuransi kesehatan nasional, rumah sakit hanya menerima biaya tetap untuk perawatan medis esensial dari pasien, namun biaya yang ditetapkan pemerintah sering dikritik karena terlalu rendah untuk menutupi biaya operasional.
Dalam beberapa bulan mendatang, pemerintah akan meningkatkan tingkat cakupan biaya untuk 800 layanan, seperti anestesi. Berdasarkan tinjauan komprehensif terhadap semua layanan kesehatan, pemerintah Korsel berencana untuk menaikkan kompensasi sekitar 2.200 layanan lainnya dalam beberapa tahun ke depan. Perluasan dukungan untuk layanan-layanan tertentu merupakan tahap kedua dari proyek pemerintah untuk memperluas akses layanan ini kepada lebih banyak pasien, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil dan regional, di tengah kekurangan dokter secara nasional.
Pengumuman ini muncul ketika pemerintah tetap melanjutkan rencana reformasi kesehatan meskipun mendapat perlawanan kuat dari kalangan dokter. Ketidakpuasan terhadap keputusan pemerintah sebelumnya untuk meningkatkan kuota pendaftaran sekolah kedokteran menyebabkan lebih dari 10.000 dokter magang yang menjadi bagian penting dari rumah sakit besar di Korea melakukan mogok kerja pada bulan Februari, yang mengakibatkan terganggunya operasi banyak institusi medis hingga saat ini.
Roh Yeon-hong, ketua komite, menyatakan bahwa ia akan terus melanjutkan proyek ini meskipun ada penolakan, dengan tujuan menyelesaikan rencana reformasi utama pada akhir tahun 2028. Dalam pengumuman tersebut, komite juga mengungkapkan rencana untuk membentuk badan konsultatif akhir tahun ini guna membantu menentukan kuota pendaftaran sekolah kedokteran untuk tahun ajaran 2026 serta isu-isu medis jangka panjang lainnya, sambil mengajak para dokter untuk berpartisipasi dalam diskusi.
Pada konferensi pers yang diadakan sehari sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol menegaskan bahwa ia tidak akan mundur dari agenda reformasi medisnya, dengan menyatakan bahwa keputusan kuota tersebut sudah final. Meskipun organisasi yang mewakili para dokter secara konsisten mendesak kementerian untuk membatalkan keputusan peningkatan kuota tersebut, sambil menolak kompromi apapun.
Gimana nih Cationers tanggapannya? Oh ya buat kalian yang tertarik dengan informasi – informasi Korea Selatan, jangan lupa ya untuk terus pantau kami melalui website Hellocation ataupun Instagram @hellocationkorea, untuk mengetahui informasi seputar kelas bahasa hingga mentoring persiapan beasiswa Korea Selatan.