Juni 15, 2025
Sumber: ekonomi.bisnis.com

Korea Selatan menjadi negara yang berhasil mengelola limbah makanan (food waste) dengan besar persentase hampir menyentuh sempurna, yaitu pada angka 97%. Keberhasilan Korea Selatan dalam pengelolaan limbah makanan membutuhkan adanya upaya dan adaptasi jangka panjang hingga akhirnya menjadi salah satu kebiasaan baik masyarakat Korea Selatan.

Pada awalnya Korea Selatan memiliki kasus permasalahan yang sama dengan negara lainnya, yaitu penumpukan limbah makanan. Penumpukan limbah makanan ini terjadi karena adanya perubahan ekonomi di Korea Selatan yang menyebabkan terjadinya industrialisasi dan urbanisasi.

Baca juga: budaya di Korea Selatan yang mirip budaya di Indonesia

Faktor Utama Pengelolaan Limbah Makanan

Industrialisasi dan urbanisasi mendorong banyaknya pembangunan infrastruktur dan pemukiman yang mengakibatkan terjadinya pembuangan limbah makanan dalam jumlah besar. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang meningkat pada tahun 1980-an menyebabkan daya konsumsi masyarakat mengalami perubahan. Masyarakat Korea Selatan cenderung melakukan pembelian produk dalam jumlah besar sehingga menghasilkan limbah lebih banyak lagi, salah satunya limbah makanan (food waste).

Peningkatan limbah makanan yang membludak di Korea Selatan memicu terjadinya sikap protes masyarakat. Sikap protes ini dipicu oleh perasaan terganggu masyarakat terhadap bau tak sedap yang ditimbulkan pencampuran limbah makanan dengan limbah lainnya. Bercampurnya limbah-limbah ini disebabkan saat itu Korea Selatan hanya memiliki sedikit tempat pembuangan sampah sehingga aturan pemilahan sampah belum diterapkan karena kurangnya fasilitas yang tersedia.

Sumber: pinterest.com

Desakan yang ditunjukan masyarakat mendorong adanya berbagai kebijakan, seperti diadakannya sistem pembayaran untuk pembuangan limbah makanan, pembuangan limbah makanan dilarang dilakukan pada tempat pembuangan akhir (TPA), disediakan fasilitas berteknologi canggih dalam pengelolaan limbah makanan, dan mewajibkan pemberlakuan pemilahan sampah sebelum akhirnya dibuang.

Kebijakan terhadap Limbah Makanan

  1. Pengeringan limbah makanan sebelum dibuang

    Sumber: pinterest.com

    Korea Selatan mengharuskan masyarakat mereka untuk melakukan pengeringan limbah makanan sebelum dimasukkan ke tempat sampah. Limbah-limbah tersebut tidak diperbolehkan ada campuran seperti tulang, biji, cangkang telur, kulit buah atau sayur, dan lainnya yang bersifat basah. Limbah yang basah atau berair akan menghasilkan bau yang tak sedap, sehingga diharuskan untuk dilakukan pengeringan terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang.

  2. Penyediaan fasilitas

    Sumber: greeneration foundation

    Salah satu solusi terhadap permasalahan limbah makanan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan adalah pengadaan fasilitas daur ulang sampah makanan menjadi sumber daya, seperti pupuk kompos, biogas, dan pakan ternak.

    Masyarakat Korea Selatan membuang limbah makanan mereka di tempat sampah berbasis RFID (Radio Frequency Identification), kemudian melakukan scan KTP yang otomatis mesin akan menimbang sendiri berat dari limbah yang dibuang. Setelahnya tagihan yang wajib dibayarkan akan masuk secara otomatis ke rekening bank pribadi.

    Limbah yang sudah dibuang kemudian akan dikelola pemerintah menjadi sumber daya yang baru dan pastinya bermanfaat.

  3. Pemilahan sampah dengan perbedaan jenis kantong plastik

    Sumber: bbc.com

    Pemerintah Korea Selatan secara resmi mengeluarkan kebijakan mereka dalam upaya meminimalisir bercampurnya limbah makanan dengan limbah lainnya menggunakan kantong sampah yang berbeda jenis.

    Kantong sampah memiliki tipe-tipe yang berbeda untuk setiap wilayah. Masyarakat Korea Selatan tidak dapat menggunakan kantong sampah secara sembarangan. Jika seseorang tinggal di daerah Gangnam-gu, mereka tidak dapat menggunakan kantong sampah dari daerah Jongno-gu.

    Kantong sampah plastik untuk menampung limbah makanan ini tentunya tidak secara gratis diberikan. Masyarakat Korea Selatan harus mengeluarkan uang mereka senilai 300 KRW atau Rp3.500 untuk ukuran 3 liter dan 2.095 KRW atau Rp23.500 untuk yang berukuran 20 liter.

    Kantong-kantong sampah yang berisi limbah makanan tersebut nantinya akan diambil oleh dinas kota setempat untuk dilakukan pengolahan kembali.

Pemberian Denda bagi Pelanggar

Pemerintah Korea Selatan cukup tegas terhadap penerapan aturan pembuangan limbah makanan. Setiap masyarakat Korea Selatan akan dipantau dengan kamera pengawas yang terpasang di dekat tempat pembuangan sampah.

Oknum yang melakukan pelanggaran terhadap aturan pembuangan limbah makanan ini akan dikenakan denda. Terdapat perbedaan besarnya denda yang dikenakan antara limbah makanan dari rumah tangga dengan bisnis makanan.

Besar denda yang dikenakan untuk pelanggar aturan pembuangan limbah makanan rumah tangga sebesar 97.587 KRW atau senilai Rp1,095 juta. Sedangkan untuk besaran denda yang dikenakan pada pebisnis makanan adalah lebih dari 10 juta KRW atau lebih dari Rp116,2 juta.

Keberhasilan Pelaksanaan Kebijakan

Upaya pemerintah dan masyarakat Korea Selatan dalam penerapan kebijakan pengurangan limbah makanan ternyata membuahkan hasil yang maksimal.

Menurut data dari Sistem Pengelolaan Sampah Nasional, Korea Selatan menghasilkan limbah makanan sebanyak 4,56 juta ton per tahunnya. Dari jumlah yang cukup besar tersebut, Korea Selatan mampu mendaur ulangnya sekitar 4,44 juta ton. Hal tersebut mengartikan bahwa Korea Selatan telah berhasil mendaur ulang limbah makanan yang mereka hasilkan sebesar 97%.

Bahkan negara maju lainnya, yaitu Amerika Serikat hanya mampu mendaur ulang limbah makanan mereka sebesar 60% dari 60 juta ton limbah makanan yang mereka hasilkan. Sungguh pencapaian yang luar biasa untuk Korea Selatan.

Pengelolaan Limbah Makanan di Korea Selatan Patut Dicontoh

Pencapaian Korea Selatan sebagai negara yang berhasil dalam mengelola limbah makanan patut diberi apresiasi dan dijadikan contoh bagi negara-negara lain.

Kebijakan dalam pemilahan sampah sebelum dibuang, penyediaan fasilitas memadai, dan dikenakan denda bagi yang melanggar secara tidak langsung mendorong masyarakat Korea Selatan untuk patuh terhadap aturan dan kebijakan tersebut.

Dari kepatuhan dan ketegasan aturan yang berlaku menjadikan pengelolaan limbah makanan di Korea Selatan sebagai kebiasaan sehari-hari mereka yang terus diturunkan kepada setiap generasi hingga saat ini.

Nah! Itu tadi fakta menarik dari Korea Selatan yang memberi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Cationers bisa lihat fakta menarik lainnya seputar Korea Selatan pada situs resmi kami blog.hellocation.id atau bisa juga kunjungi akun Instagram resmi kami @HellocationKorea

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *