Juni 18, 2025

 

Source: Pinterest

Incheon – Seorang wanita berusia 40 tahun meninggal dunia setelah terjebak air pasang saat berjalan menuju Pulau Mokseom, sebuah pulau tak berpenghuni di Incheon, Korea Selatan. Kejadian ini menyita perhatian publik karena dugaan kelalaian pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas keselamatan di area wisata tersebut.

Insiden terjadi pada 19 Januari 2021, ketika korban berjalan dari Pulau Seonjae ke Mokseom saat air laut sedang surut. Pulau Mokseom dikenal sebagai destinasi wisata alam populer yang menawarkan pemandangan “Mukjega” atau “Miracle of Moses”, di mana daratan terbuka saat air surut dan menghubungkan dua pulau. Namun saat air pasang tiba, jalur tersebut kembali terendam dan bisa menimbulkan bahaya besar, terutama bagi wisatawan yang tidak mengetahui jadwal pasang-surut.

Korban yang diketahui memiliki disabilitas intelektual, datang dari Seoul menggunakan transportasi umum dan berjalan sendiri ke arah pulau. Sayangnya, di lokasi kejadian tidak tersedia rambu peringatan, informasi jadwal pasang-surut, ataupun siaran peringatan audio untuk menginformasikan bahaya yang mengintai. Keluarga korban menggugat Pemerintah Kabupaten Ongjin, Incheon, atas dugaan kelalaian. Dalam sidang pengadilan, pemerintah berdalih bahwa korban masuk ke area berbahaya atas keputusannya sendiri dan menganggap bahwa pengawasan keluarga juga kurang. Namun, Pengadilan Tinggi Seoul menyatakan bahwa pemerintah tetap lalai karena tidak menyediakan fasilitas keselamatan minimum di lokasi wisata yang sering dikunjungi.

Pengadilan memutuskan pemerintah bertanggung jawab atas 10% kerugian dan mewajibkan pembayaran kompensasi sebesar 26 juta won kepada pihak keluarga. Menurut catatan pengadilan, lokasi Mokseom memang sering mengalami kecelakaan serupa, terutama melibatkan wisatawan luar daerah yang tidak memahami kondisi laut. Namun hingga saat ini, belum ada sistem keselamatan standar seperti papan informasi visual, jadwal pasang-surut harian, atau petugas pemantau di lokasi. Pakar keselamatan publik menyebut bahwa area wisata berbasis alam seperti ini harus memiliki pendekatan mitigasi risiko yang serius. Pemerintah daerah didorong untuk melakukan evaluasi dan reparasi sistem peringatan di wilayah pesisir, agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Cationers, menurut kalian gimana? Tragedi kayak gini bisa dicegah nggak sih kalau pemerintah lebih aware dan fasilitas lebih aman? Yuk, suarakan pendapat kalian di kolom komentar! Biar nggak ketinggalan update penting dan seru lainnya, aktifin notifikasi blog Hellocation.id  dan follow Instagram kita di @hellocationkorea buat dapetin info seputar K-News, edukasi, dan kehidupan pelajar di Korea!

Sumber: Yonhap News (https://n.news.naver.com/article/001/0015425788?ntype=RANKING)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *