
Layaknya seperti Indonesia yang memiliki berbagai macam bahasa daerah, Korea Selatan selain memiliki bahasa Nasional 한국어 (han-guk-eo) juga memiliki dialek (방언/ bang-eon) yang khas dari beberapa daerahnya. Dialek-dialek tersebut memiliki perbedaan dan keunikannya masing-masing.
Buat para Cationers yang suka nonton drakor wajib tau nih dialek-dialek mana aja sih yang kadang muncul di beberapa scene drama favorit kalian. Yuk kita bahas bersama di bawah ini.
Dialek Jeju (제주 방언)
Dialek Jeju ini bisa mungkin dikatakan sebagai dialek yang paling sulit di Korea Selatan. Hal tersebut dikarenakan 제주 방언 (je-ju bang-eon) ini hanya digunakan di Pulau Jeju saja. Jeju sendiri merupakan sebuah pulau yang terletak di pantai barat daya Korea Selatan. Masyarakat di pulau Jeju memiliki bahasanya sendiri sehingga orang lain akan mengalami kesulitan untuk memahami dialek Jeju.
Beberapa karakteristik dialek Jeju:
- Dialek paling sulit, karena memiliki bahasanya sendiri
Contoh: 어서 오십시오 (eo-seo o-sip-si-o) yang berarti “Selamat datang” -> 혼저 옵서 (hon-jeo op-seo)
- Mereka sering menggabungkan kata-kata di akhir kalimat
Contoh: 밥 먹었 니? (bab meok-eot-ni) yang artinya “Apakah Anda punya makanan?” -> 밥 먹언? (bab-meok-eon)
Dialek Gangwon (강원 방언)
Gangwon merupakan sebuah provinsi yang terletak di sebelah timur kota Seoul. Pada provinsi tersebut terkenal sekali dengan daging sapi khas Korea (한우/ han-woo). Gangwon sendiri memiliki banyak daerah pegunungan dan hutan, namun terkenal juga dengan pantainya di musim panas dan seluncur saljunya di musim dingin. Bagi Cationers pecinta olahraga musim dingin pasti tahu bahwa pada tahun 2018 Olimpiade Pyeongchang diselenggarakan di provinsi Gangwon.
Karakteristik dialek Gangwon:
- Mengubahㅏ(a) menjadi ㅓ(-eo) diakhir kalimat
Contoh: 합시다 (hap-si-da) yang berarti “ayo lakukan ini” -> 합시 더 (hap-si-deo)
- Menggunakan beberapa kata di akhir pertanyaan seperti – 나, – 노, – 고, – 가, dan lainnya.
Contoh: 어디가? (eo-di-ga?) berarti “kemana kamu pergi?” -> 어데 가노? (eo-de ga-no?)
Dialek Gyeongsang (경상 방언)
Dialek Gyeongsang dikenal dengan kuat dan agresif. Intonasi tinggi dan rendah ketika berbicara sangat berbeda dengan bahasa Korea standar. Namun itulah yang menjadi keunikannya. Dialek tersebut terkenal karena umumnya dipakai di beberapa kota terkenal seperti Daegu, Busan, Ulsan, Gyeongju, dan Changwon.
Beberapa karakteristik dialek Gyeongsang:
- Mempersingkat kalimat
Contoh: 왜 그러 십니까? (wae geu-reo-sim-ni-kka?) yang artinya “Mengapa?” -> 와 그라노? (wa geu-ra-no?)
- Mengganti kalimat yang diakhiri dengan – 다 menjadi – 데이
Contoh: 같이 합시다. (ga-chi hap-si-da.) yang artinya “Ayo pergi bersama.” -> 같이 합시 데이. (ga-chi hap-si-de-i)
Dialek Jeollado (전라도 방언)
Jeollado adalah sebuah provinsi yang terletak diujung barat daya Korea Selatan. Dialek ini dikenal dengan pengucapannya yang lebih lambat daripada bahasa Korea standar dan digunakan oleh beberapa masyarakat seperti kota terkenal Gwangju, yang memiliki populasi lebih dari 1,5 juta.
Beberapa karakteristik dialek Jeollado:
- Menambahkan – 잉, – 부러, – 쟤, dan lainnya di akhir kalimat.
Contoh:
- Memiliki banyak ekspresi seruan
Contoh: 어머 (eo-meo) yang berarti “astaga” -> 오메 (o-me)
Dialek Gyeonggi (경기 방언)
Dialek Gyeonggi digunakan di beberapa daerah di Korea Selatan seperti Seoul dan Incheon, sehingga banyak masyarakat yang memahami dialek ini. Sebagian besar acara TV, radio, dan berita juga menggunakan dialek Gyeonggi.
Karakteristik dialek Gyeonggi:
- Mengubah ㅗ (o) menjadi ㅜ (u)
Contoh: 먹고 싶다 (meok-go sip-da) artinya “Saya ingin makan” -> 먹구 싶다 (meok-gu sip-da)
Dialek Chungcheong (충청 방언)
Chungcheong merupakan daerah yang terbagi atas Chungcheong Utara atau 충청북도 (chung-cheong-buk-do) dan Chungcheong Selatan atau 충청남도 (chung-cheong-nam-do). Dua kota besar yang menggunakan dialek ini adalah Daejeon dan Cheonan.
Beberapa karakteristik dialek Chungcheong:
- Kata terakhir dari kalimat yang diakhiri dengan ㅐ (ae) atau ㅔ (e), maka diubah menjadiㅑ(-ya)
Contoh: 피곤해 (pi-gon-hae) yang artinya “Saya merasa lelah” -> 피곤 햐 (pi-gon-hya)
- Kata terakhir dari kalimat yang diakhiri dengan 야 (ya), berubah menjadi 여 (yeo)
Contoh: 아니야 (a-ni-ya) yang berarti “tidak” -> 아니여 (a-ni-yeo)
Gimana Cationers, unik sekali bukan dialek-dialek diatas? buat Cationers yang ingin belajar atau memperlancar bahasa Koreanya, yuk ikutan KLC (Korean Language Course) di Hello Cation. Jangan lupa kepoin dan baca artikel lainnya yaa!